Thursday, September 25, 2008

Investasi Akhirat

Oleh : Ruli Mustafa

Dalam sebuah Hadits, Nabi Muhammad SAW menyampaikanpesan kepada ummatnya yang kurang lebih artinyaadalah apabila seorang manusia meninggal dunia, makaterputuslah segala amal perbuatannya kecuali tigaperkara, Pertama, Sedekah atau amal jariah, Kedua, Ilmu yang bermanfaat serta Ketiga, anak-anaknya yangsaleh yang senantiasa mendoakan orang tuanya. Sebuahpesan moral yang jelas, tegas dan sangat logis.Sekaligus sebuah peringatan akan pentingnyamelaksanakan investasi yang abadi. Ditengah kecenderungan manusia yang agresif danobsesif menumpuk harta, mencari materi demi memuaskandiri dan keluarganya. Orang sering lupa terhadap bekalyang harus dibawanya untuk kehidupan setelah mati,kehidupan abadi. Melakukan investasi dunia seolah-olahmenjadi jaminan seseorang untuk memperolehsegala-galanya ; uang , titel, jabatan, reputasi,status sosial dan berbagai atribut humanistikkontemporer lainnya. Investasi didalam aktifitassehari-hari selalu dikaitkan dengan capital yangmerupakan urat nadi dalam bisnis. Investasi identikdengan uang dan kekuasaan, padahal setiap orang perlumelakukan investasi lebih dari sekedar memutar uang.Tak jarang keputusan untuk berinvestasi seringmengkandaskan manusia dari kehormatan menuju ke lembahkehinaan. Berbagai cara dilakukan untuk menghimpunmodal, memutarkannya lalu digunakan semata-mata untukinvestasi duniawi seperti sandang, pangan, perumahan,pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Tak jarang untuksemua itu, kita menghalalkan segala cara (the endsjustified all means), sekalipun kita tau bahwa Agamamelarangnya. Semua variabel itu dijadikan tujuan, bukan sekedaralat. Bahkan uang, telah menjadi berhala baru di abadini, saat semua orang berebut untuk bergantung bahkanmemuja instrumen moneter yang satu ini. Orangberlomba-lomba menghimpun dan memuja kuantitas materitanpa berzakat, enggan bershodaqoh, mencari sekolahuntuk anak-anaknya tanpa memperdulikan bagaimanakualitas keimanan mereka, berbangga-bangga tentangbanyaknya harta dan status sosial sanak keluarganya,serta tidak pernah mengamalkan ilmu yang didapatnyauntuk kemaslahatan ummat manusia. Mencari harta danmenjadi kaya bukan sesuatu yang terlarang, sebaliknyamalah sangat dianjurkan. Justru dengan harta dankekayaan itulah seseorang seharusnya lebih mudah untukmemanfaatkannya bagi kepentingan sesamanya, menjadirahmat bagi semesta alam (rahmatan lil alamin).Investasi dunia seharusnya dibarengi dengan investasiakhirat (the endless investment) yang berporos padapesan Nabi diatas, yakni rajin bersedekah, giatmenebarkan ilmu yang bermanfaat bagi orang lain danbersungguh-sungguh mendidik anak-anaknya,memfasilitasi dan mengakomodir talenta mereka agardimasa depan menjadi anak-anak yang saleh yang akanberguna bagi agama, bangsa dan negara, sehingga karyadan do'a mereka kelak akan mengalirkan pahala yang takputus-putus bagi orang tuanya. Ketiga hal itumerupakan investasi dunia yang bermanfaat sertainvestasi abadi bagi kita, yang kelak akan memberikanreward sepanjang masa, dalam hidup dan kehidupansetelah mati. Disaat negara kita dilanda krisis yang berkepanjangansekarang ini, solidaritas sosial menjadi sangat langka. Harga-harga kebutuhan pokok serta biaya hidupsemakin tinggi sementara pendapatan semakin berkurang.Sehingga bershodaqoh, berzakat, menyantuni anak yatimdan fakir miskin menjadi sesuatu yang kian jarangdilakukan. Orang cenderung lebih egoistik menghadapikesulitan hidup karena merasa harta yang didapatnyakian sulit, enggan berbagi untuk sesama dan cenderungmengamankan investasi hartanya untuk jaminankepentingan diri dan keluarganya di masa depan.Sementara di dunia politik kita menyaksikan lebihbanyak para wakil rakyat yang sibuk memperjuangkan kepentingan partai dan kelompoknya ketimbangkepentingan rakyat yang memberikannya amanah.Keburukan realitas sosial itu tentu harus dikoreksi,tak perlu harus dengan jargon reformasi atau revolusi,tetapi mulai dari kesungguhan orang-perorang untuksadar diri dan sadar lingkungan sehingga situasi yangserba sulit tidak dipersulit dengan tindakan-tindakananarkis, kriminal dan semacamnya, melainkan sebaliknyaharus mulai diterapkan sebuah reposisi besar (thegreat reposition) atas orientasi hidup dan revolusimoral, yang semula menjadikan materi sebagai tujuan.Sekarang mengubahnya menjadi alat untuk hanya satutujuan-yakni Keridhoan Allah SWT. Kita sudah bosandengan omong kosong reformasi, kita hindari revolusifisik dan konflik etnis, terlalu besar ongkos sosialyang kita tanggung. Semua kedamaian akan membawaberkah perubahan, dan perubahan itu harus dimulai dariinvestasi ilahiyah, sebuah investasi berjangkapanjang. Tanpa investasi ilahiyah, maka kita akanmenjadi manusia tersia-sia (the useless human being)yang eksistensinya hampa, ketika datang tidakmenggenapkan dan saat pergi tidak mengganjilkan,naudzubillah. Oleh sebab itulah penting bagi kitauntuk mulai memikirkan investasi abadi sebagai sebuahkebajikan. Memulai suatu kebajikan memang sangat beratdan tergantung pada kesungguhan (willingness)seseorang untuk berbuat lebih baik- -a bettertomorrow. Mengutip kata bijak Abdullah Gymnastiar ;mulailah sekarang juga dan mulailah dari dirimusendiri. Karena perang yang sulit dimenangkan, adalahberperang melawan diri sendiri !.

No comments: